Trump Kembali Ancam Tiongkok dengan Tarif 40%
Demam Trump kembali melanda! Para ekonom dibuat cemas dengan kemungkinan tarif impor yang akan diberlakukan oleh presiden baru AS tersebut pada impor Tiongkok. Menurut Reuters, Washington dapat mengenakan tarif hingga 40% pada awal 2025. Jika ini terjadi, ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut bisa menyusut sebesar 1%.
Sebuah jajak pendapat Reuters yang dilakukan antara 13 hingga 20 November terhadap lebih dari 50 ekonom menunjukkan kemungkinan besar pengenaan tarif impor sebesar 40% pada barang-barang Tiongkok. Tarif ini dapat diberlakukan awal tahun depan oleh pemerintahan presiden terpilih Donald Trump. Para ahli memperkirakan probabilitas skenario ini berada di kisaran 15% hingga 60%.
Selama kampanyenya, Trump menjanjikan tarif impor besar-besaran pada barang-barang Tiongkok sebagai bagian dari kebijakan "America First"-nya. Janji ini membuat pejabat Tiongkok cemas dan meningkatkan kekhawatiran akan potensi kerugian pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok.
Tarif yang diusulkan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bea masuk sebesar 7,5% hingga 25% yang diperkenalkan Trump pada masa jabatan pertamanya. Para analis memperingatkan bahwa langkah seperti ini dapat membuat ekonomi Tiongkok semakin rentan. Penurunan pasar properti, masalah utang, dan lemahnya permintaan domestik Tiongkok semakin memperburuk situasi.
Namun, sebagian besar responden Reuters tidak memperkirakan tarif setinggi 60% akan terwujud. Skenario seperti itu dapat memicu inflasi di AS, tegas para ahli.
Raymond Yeung, kepala ekonom ANZ, mengatakan bahwa pemerintahan Gedung Putih yang baru mungkin akan kembali pada rencana perdagangan Trump yang asli. Banyak yang percaya bahwa tarif rata-rata pada barang-barang Tiongkok dapat meningkat ke kisaran 32% hingga 37%.
Tahun depan, para pejabat Tiongkok akan menghadapi tantangan meskipun telah memperkenalkan langkah-langkah untuk mendorong pertumbuhan. Para analis memperkirakan penurunan ekspor dan peningkatan dorongan untuk merangsang permintaan domestik, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada 2024. Para analis juga memperkirakan tarif AS dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi Tiongkok sebesar 0,5% hingga 1,0% tahun depan.
Meskipun ancaman tarif terus berlanjut, para ekonom mempertahankan prediksi pertumbuhan rata-rata Tiongkok sebesar 4,8% untuk 2024 dan 4,5% untuk 2025, mirip dengan prediksi sebelum pemilu. Untuk 2026, mereka memperkirakan perlambatan menjadi 4,2%.